3.
* Hanya "TAO" yang termulia dan hanya TUHAN Penguasa Tertinggi,
* Melahirkan, mencegah, menciptakan, menjelma, semuanya adalah karya TUHAN.
* Tiga Alam Loka dan sepuluh penjuru angin semuanya TUHAN Yang Kuasa,
* Menjadikan suci atau jelata sumbernya dari satu akar mujijat.
Nasehat ketiga mengharapkan para bibit Buddha hatinya dapat sadar cemerlang.
Yakin akan hakekat kebenaran dan mengerti jalan KETUHANAN tiada dusta,
Ada dan tiada, tiada namun ada, sebenarnya adalah satu pengertian yang gaib,
Makna adalah kosong dan kosong namun bermakna, yang sebenarnya bukan bermakna juga bukan kosong,
Waktu permulaan Alam Hawa belum terwujud, keadaan kabur tak ada pembagiaan yang jelas,
Hanya ada satu hakekat, tak bersuara, tak berbau, hampa dan kabur,
Alam Abadi bergerak, maka timbul Alam Hawa, dan terwujudlah positip negatip,
Terbagi menjadi "Tiga Inti" dan "Empat Bentuk", kemudian menjadi "Lima Unsur",
Menghitung 30 hari sebagai satu bulan, merinci Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Matahari, Bulan sebagai 7 planet yang berorbit di angkasa raya, dan terciptalah "8 Diagram Asal", "9 Posisi", maka lengkaplah semua perobahan yang terjadi di Buana raya yang maha luas ini,
Terjadi Langsung atau Berlawanan, Kabur namun menampakkan jelas, lalu terlahir aneka macam makhluk,
Ulasan mengenai keunikan dan membicarakan kehampaan, hanya beberapa orang saja yang mengerti,
Kebenaran sejati ini, sejak dahulu kala antara samar dan jelas.
Bila tak ada positip dan negatip, bila tak ada saling berkaitan satu dan lainnya, maka tak akan terjadi "Tambah" atau "Kurang".
Tak berbentuk dan tak berwujud, namun juga bukan kosong yang kekal,
Bukan berwarna seperti Hijau atau merah, juga bukan dingin atau panas, bukan berwujud sebagai benda yang diam atau bergerak,
Semua perobahan dan tumbuhnya seluruh benda dan makhluk, terkandung dari satu sumber pokok.
Dalam keadaan samar-samar tak berwarna dan tak berwujud, terkandunglah perobahan yang sulit dianalisa dan difahami.
Tak terlihat dan tak terdengar namun dapat menampung sebesar apapun dan dapat menerobos sekecil apapun.
Tak bergerak namun terjadi perobahan, tak berwujud namun dapat menampakkan bentuknya, sungguh ajaib dan mujijat.
ESA Yang Maha Kuasa sebagai Penguasa Tunggal Alam Semesta, mengendalikan seluruh Roh dan Makhluk beserta semua perwujudan dan perobahannya.
Hakekat Kebenaran, ke atas dapat menembus sembilan lapis langit menuju ke Alam Abadi.
Ke bawah dapat menembus sembilan lapis Alam Akhirat sampai Sepuluh Istana Penguasa Neraka,
Semua Alam tertembus tiada satu pun yang tersisa,
Bila meninggalkan pangkal kebenaran, maka langit, bumi, dan seluruh isinya akan musnah karenanya,
Kemujijatan itu disebut "TAO" yang tunggal sejati, yang menguasai dan mengatur seluruh alam semesta,
Inilah sumber sejati nan abadi,
"TAO" berada di langit, maka langit akan berfungsi secara benar,
Mengatur Bintang, Planet, Matahari supaya berada di orbit nya,
"TAO" berada di bumi maka terbentuklah gunung, bukit, sungai, laut dan semuanya menjadi hidup berguna.
Karena "TAO", bumi melahirkan semua kehidupan.
"TAO" berada di manusia, maka manusia akan hidup dan tahu akan macam-macam cita dan rasa.
Bila seseorang tidak menyadari adanya "TAO", maka ia akan tumimbal lahir di lautan penderitaan, tak akan melampaui kehidupan dan mengakhiri kematian.
Semua Agama mengajarkan KETUHANAN Yang Maha Esa sebagai satu kebenaran,
Mengajarkan umat Nya mengenai pangkal pokok yang mujijat itu.
Agama TAOIS menyebut sebagai "pil emas",
Agama Buddha menyebut "sarila",
Konghusius menyebut "watak sejati",
Walaupun istilahnya berlainan namun yang dituju adalah sama.
Sejak dahulu kala hakekat kebenaran "TAO" selalu satu, tiada duanya.
Semua Buddhi Satva dan para Suci menurunkan satu ajaran sejati.
Mengerti ajaran sejati satu ini akan mengerti semua ajaran-ajaran lainnya.
Buku Suci dan Kitab Agama semua berasaskan satu kebenaran ini.
Setelah tokoh pimpinan tiga agama wafat semua, orang yang mengerti ajaran "TAO" sejati sangatlah langka,
Pupus sudah tali ajaran "TAO" sejati di bumi timur, yang tertinggal hanya pengertiannya saja.
Selama tiga ribu tahun lamanya tiada umat yang mengerti arti sebenarnya.
Maka timbullah macam-macam ajaran yang menyesatkan yang tujuannya telah menyimpang dari hakekat kebenaran tersebut.
Karena kemurahan hati TUHAN, ajaran-ajaran "TAO" sejati sekarang diturunkan kepada umat manusia untuk diadakan lintasan secara umum.
Saat inilah TUHAN memilih umat Nya yang berhati luhur untuk menegakkan kembali kebenaran,
Ke atas melanjutkan ajaran TUHAN yang sejati,
Ke bawah menyadarkan umat manusia dari kesesatan agar naik ke bahtera kebenaran,
Siapa yang dapat mengerti ajaran tingkat atas yang sejati ini ?
Bila ingin mendapatkan "TAO" yang sejati, bergurulah kepada Maha Guru CHANG sebagai jelmaan dari Buddha CHI KONG.
Setelah mendapatkan "TAO" yang sejati, maka harus tekun menggunakan badan yang palsu untuk membina roh yang sejati.
"TAO" tak berwujud dan tak berbentuk namun abadi, sedang benda yang dapat nampak dan berwujud, tidaklah sejati.
Kehidupan manusia ibarat sebutir biji dalam lautan yang bergelora,
Senantiasa terhempas ombak kian kemari tak tentu arahnya,
Terpesona oleh arak, nafsu birahi, harta dan kehormatan sehingga lupa watak Buddhanya yang murni,
Dikuasai oleh "tujuh perangai" dan "enam nafsu" yang sesat, sehingga lupa roh asalnya yang suci.
Nafsu manusia seperti gelombang lautan yang sulit dihentikan, hanya terbelenggu kasih sayang di lingkungan keluarga saja,
Mengejar harta, kemuliaan di dunia sehingga lupa daratan ;
Kehidupan manusia juga ibarat kilatan batu api saja,
Juga seperti bunga yang cepat layu, namu telah memupuk banyak dosa,
Umat yang tersesat tak menyadari bahwa dunia fana semuanya adalah semu belaka,
Memandang kehidupan dunia ini yang penuh penderitaan sebagai bahagia yang langgeng, ibarat kehidupan semut dan lalat yang selalu mengejar pangan tak henti-hentinya,
Semisal dapat berumur seratus tahun, hanya sejumlah 36.500 hari saja,
Mengapa tidak memikirkan kapan dapat hidup yang tenteram dan abadi dalam arti yang sebenarnya ?
Manusia dari umur muda, kemudian tumbuh menjadi remaja hingga tua, dan akhirnya mati, semuanya menjadi musnah,
Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan manis, pahit, getir dan macam-macam peristiwa, bila dikenang kembali, sungguh menyedihkan.
Proses lahir, tua, sakit, mati dan penderitaan, siapa yang dapat menghindari ?
Lahir sebagai cabang bayi , sekejap saja sudah menjadi orang jompo,
Waktu dilahirkan telanjang, waktu meninggal dunia juga tak dapat membawa apa-apa,
Hanya berwujud seonggoan tanah pusara, sedangkan rohnya menuju alam baka,
Tak perduli engkau seorang yang kaya raya, atau berkedudukan mulia,
Harus mempertanggungjawabkan perbuatan semasa hidupnya,
Hukum karma mengharuskan orang tumimbal lahir sebagai hewan, atau hewan menjadi manusia,
Sejak TUHAN menciptakan manusia hingga kini, sudah beberapa puluh ribu tahun lamanya reinkarnasi terus berlanjut,
Hukum tumimbal lahir yang tak henti-hentinya sungguh menyedihkan,
Masing-masing roh keluar masuk jasad silih berganti seperti berpindah rumah layaknya,
Mungkin lahir di keluarga marga CANG sebagai laki-laki, atau lahir di marga LIE sebagai wanita, tetapi akhirnya juga harus meninggalkan raganya dengan hampa,
Semakin sering terjadi reinkarnasi, rohnya semakin sesat,
Sudah tak ingat asal usulnya yang suci murni lagi.
Bahwa roh manusia adalah pemberian TUHAN,
Roh yang di alam suci atau di dunia fana, sebenarnya sama sumbernya,
Bila pemiliknya sadar akan pangkal pokoknya, maka orang tersebut akan menjadi Dewa di Sorga,
Tetapi bila pemiliknya tersesat, maka orang tersebut akan terjerumus ke dalam neraka.
Para Buddha dan para Dewa, sebenarnya asal mulanya juga seorang fana yang biasa,
Tak seorang pun yang sejak lahir sudah menjadi Dewa,
Harap anak-anak KU sekalian dapat segera sadar akan kebenaran, dan dapat membedakan mana yang asli dan mana yang palsu,
Cepat berguru kepada guru penerang yang sejati untuk mencari hakekat kebenaran,
Sampai disini nasehat KU yang ketiga,
Tiga Cerdik Pandai perlu mengisi perut dulu, untuk selanjutnya menulis nasehat berikutnya.
Bila tak ada positip dan negatip, bila tak ada saling berkaitan satu dan lainnya, maka tak akan terjadi "Tambah" atau "Kurang".
Tak berbentuk dan tak berwujud, namun juga bukan kosong yang kekal,
Bukan berwarna seperti Hijau atau merah, juga bukan dingin atau panas, bukan berwujud sebagai benda yang diam atau bergerak,
Semua perobahan dan tumbuhnya seluruh benda dan makhluk, terkandung dari satu sumber pokok.
Dalam keadaan samar-samar tak berwarna dan tak berwujud, terkandunglah perobahan yang sulit dianalisa dan difahami.
Tak terlihat dan tak terdengar namun dapat menampung sebesar apapun dan dapat menerobos sekecil apapun.
Tak bergerak namun terjadi perobahan, tak berwujud namun dapat menampakkan bentuknya, sungguh ajaib dan mujijat.
ESA Yang Maha Kuasa sebagai Penguasa Tunggal Alam Semesta, mengendalikan seluruh Roh dan Makhluk beserta semua perwujudan dan perobahannya.
Hakekat Kebenaran, ke atas dapat menembus sembilan lapis langit menuju ke Alam Abadi.
Ke bawah dapat menembus sembilan lapis Alam Akhirat sampai Sepuluh Istana Penguasa Neraka,
Semua Alam tertembus tiada satu pun yang tersisa,
Bila meninggalkan pangkal kebenaran, maka langit, bumi, dan seluruh isinya akan musnah karenanya,
Kemujijatan itu disebut "TAO" yang tunggal sejati, yang menguasai dan mengatur seluruh alam semesta,
Inilah sumber sejati nan abadi,
"TAO" berada di langit, maka langit akan berfungsi secara benar,
Mengatur Bintang, Planet, Matahari supaya berada di orbit nya,
"TAO" berada di bumi maka terbentuklah gunung, bukit, sungai, laut dan semuanya menjadi hidup berguna.
Karena "TAO", bumi melahirkan semua kehidupan.
"TAO" berada di manusia, maka manusia akan hidup dan tahu akan macam-macam cita dan rasa.
Bila seseorang tidak menyadari adanya "TAO", maka ia akan tumimbal lahir di lautan penderitaan, tak akan melampaui kehidupan dan mengakhiri kematian.
Semua Agama mengajarkan KETUHANAN Yang Maha Esa sebagai satu kebenaran,
Mengajarkan umat Nya mengenai pangkal pokok yang mujijat itu.
Agama TAOIS menyebut sebagai "pil emas",
Agama Buddha menyebut "sarila",
Konghusius menyebut "watak sejati",
Walaupun istilahnya berlainan namun yang dituju adalah sama.
Sejak dahulu kala hakekat kebenaran "TAO" selalu satu, tiada duanya.
Semua Buddhi Satva dan para Suci menurunkan satu ajaran sejati.
Mengerti ajaran sejati satu ini akan mengerti semua ajaran-ajaran lainnya.
Buku Suci dan Kitab Agama semua berasaskan satu kebenaran ini.
Setelah tokoh pimpinan tiga agama wafat semua, orang yang mengerti ajaran "TAO" sejati sangatlah langka,
Pupus sudah tali ajaran "TAO" sejati di bumi timur, yang tertinggal hanya pengertiannya saja.
Selama tiga ribu tahun lamanya tiada umat yang mengerti arti sebenarnya.
Maka timbullah macam-macam ajaran yang menyesatkan yang tujuannya telah menyimpang dari hakekat kebenaran tersebut.
Karena kemurahan hati TUHAN, ajaran-ajaran "TAO" sejati sekarang diturunkan kepada umat manusia untuk diadakan lintasan secara umum.
Saat inilah TUHAN memilih umat Nya yang berhati luhur untuk menegakkan kembali kebenaran,
Ke atas melanjutkan ajaran TUHAN yang sejati,
Ke bawah menyadarkan umat manusia dari kesesatan agar naik ke bahtera kebenaran,
Siapa yang dapat mengerti ajaran tingkat atas yang sejati ini ?
Bila ingin mendapatkan "TAO" yang sejati, bergurulah kepada Maha Guru CHANG sebagai jelmaan dari Buddha CHI KONG.
Setelah mendapatkan "TAO" yang sejati, maka harus tekun menggunakan badan yang palsu untuk membina roh yang sejati.
"TAO" tak berwujud dan tak berbentuk namun abadi, sedang benda yang dapat nampak dan berwujud, tidaklah sejati.
Kehidupan manusia ibarat sebutir biji dalam lautan yang bergelora,
Senantiasa terhempas ombak kian kemari tak tentu arahnya,
Terpesona oleh arak, nafsu birahi, harta dan kehormatan sehingga lupa watak Buddhanya yang murni,
Dikuasai oleh "tujuh perangai" dan "enam nafsu" yang sesat, sehingga lupa roh asalnya yang suci.
Nafsu manusia seperti gelombang lautan yang sulit dihentikan, hanya terbelenggu kasih sayang di lingkungan keluarga saja,
Mengejar harta, kemuliaan di dunia sehingga lupa daratan ;
Kehidupan manusia juga ibarat kilatan batu api saja,
Juga seperti bunga yang cepat layu, namu telah memupuk banyak dosa,
Umat yang tersesat tak menyadari bahwa dunia fana semuanya adalah semu belaka,
Memandang kehidupan dunia ini yang penuh penderitaan sebagai bahagia yang langgeng, ibarat kehidupan semut dan lalat yang selalu mengejar pangan tak henti-hentinya,
Semisal dapat berumur seratus tahun, hanya sejumlah 36.500 hari saja,
Mengapa tidak memikirkan kapan dapat hidup yang tenteram dan abadi dalam arti yang sebenarnya ?
Manusia dari umur muda, kemudian tumbuh menjadi remaja hingga tua, dan akhirnya mati, semuanya menjadi musnah,
Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan manis, pahit, getir dan macam-macam peristiwa, bila dikenang kembali, sungguh menyedihkan.
Proses lahir, tua, sakit, mati dan penderitaan, siapa yang dapat menghindari ?
Lahir sebagai cabang bayi , sekejap saja sudah menjadi orang jompo,
Waktu dilahirkan telanjang, waktu meninggal dunia juga tak dapat membawa apa-apa,
Hanya berwujud seonggoan tanah pusara, sedangkan rohnya menuju alam baka,
Tak perduli engkau seorang yang kaya raya, atau berkedudukan mulia,
Harus mempertanggungjawabkan perbuatan semasa hidupnya,
Hukum karma mengharuskan orang tumimbal lahir sebagai hewan, atau hewan menjadi manusia,
Sejak TUHAN menciptakan manusia hingga kini, sudah beberapa puluh ribu tahun lamanya reinkarnasi terus berlanjut,
Hukum tumimbal lahir yang tak henti-hentinya sungguh menyedihkan,
Masing-masing roh keluar masuk jasad silih berganti seperti berpindah rumah layaknya,
Mungkin lahir di keluarga marga CANG sebagai laki-laki, atau lahir di marga LIE sebagai wanita, tetapi akhirnya juga harus meninggalkan raganya dengan hampa,
Semakin sering terjadi reinkarnasi, rohnya semakin sesat,
Sudah tak ingat asal usulnya yang suci murni lagi.
Bahwa roh manusia adalah pemberian TUHAN,
Roh yang di alam suci atau di dunia fana, sebenarnya sama sumbernya,
Bila pemiliknya sadar akan pangkal pokoknya, maka orang tersebut akan menjadi Dewa di Sorga,
Tetapi bila pemiliknya tersesat, maka orang tersebut akan terjerumus ke dalam neraka.
Para Buddha dan para Dewa, sebenarnya asal mulanya juga seorang fana yang biasa,
Tak seorang pun yang sejak lahir sudah menjadi Dewa,
Harap anak-anak KU sekalian dapat segera sadar akan kebenaran, dan dapat membedakan mana yang asli dan mana yang palsu,
Cepat berguru kepada guru penerang yang sejati untuk mencari hakekat kebenaran,
Sampai disini nasehat KU yang ketiga,
Tiga Cerdik Pandai perlu mengisi perut dulu, untuk selanjutnya menulis nasehat berikutnya.